Rawat Inap Di Rumah Sakit Bersama Keluarga
" Buuun, kapan nih kita staycation bareng? Udah sejak sebelum lebaran janjinya kita mau liburan," rengek anakku menagih janji liburan keluarga yang pernah kusampaikan.
"Iyaa, InsyaaAllah kalau ada kesempatan kita akan nginep bareng sekeluarga ya Nak," jawabku lirih.
Wajahnya terlihat masih cemberut. Aku menghela nafas. Duh, siapa sih yang tidak ingin menyenangkan anak-anak. Salahku juga sih, sempat menjanjikan ke anak-anak akan berlibur setelah lebaran.
Ternyata situasi setelah lebaran tidak memungkinkan kami untuk berangkat seperti planning awal.
Kebakaran di lantai atas rumah beberapa waktu pasca lebaran menjadi salah satu alasan penundaan keberangkatan. Disamping karena budget yang alih prioritas, kami juga fokus pada perbaikan dan merapikan rumah.
Kesepakatan menunda liburan hanya dibicarakan diantara aku dan suami. Ini yang menjadi permasalahan. Seharusnya anak-anak diajak serta berdiskusi disamping agar thinking skill bertambah, mereka turut memahami kondisi dan situasi keluarga.
Stay Cation di Rumah Sakit
Pertengahan September oleh neurolog aku divonis ischialgia karena mengalami kelumpuhan di tungkai atas kiri selama beberapa waktu. Praktis kondisi ini membuat rumah serasa turut lumpuh. Anak-anak beraktivitas mandiri dan makan lauk seadanya yang ditemui di warung-warung jalan.
Kondisi makan ala kadarnya membuat pola makan dan istirahat anak- anak menjadi tidak teratur. Buntutnya imunitas mulai menurun. Pekan ketiga September anak-anak mulai batuk pilek dan sesekali sumeng. Menyangka ini hanya batpil biasa, obat-obatan warung menjadi andalan sebagai pengobatan awal.
Pola demam yang naik dan turun menjadi siklus rata-rata kedelapan dari mereka. Hingga di sebuah pagi, putraku mengalami kejang akhirnya kami memutuskan untuk tidak menunda membawa ke IGD sebuah rumah sakit dekat rumah. RSU Sufina Aziz namanya.
Rawat Inap di RSU Sufina Aziz
Rumah sakit ini memang tidak terlalu dekat dari rumah tinggal kami. Tapi juga jarak tempuhnya juga tidak terlalu jauh. Sekira bulan Februari putra kami sempat dirawat di RS ini dan rasanya cukup nyaman. Ini yang membuat kami memutuskan untuk memilih RS ini menjadi alternatif rawat inap.
25 September 2022 di pagi sehabis subuh kami membawa kedua putra kami yang memilih resiko lebih untuk rawat inap. Kebetulan kartu BPJS kesehatan mereka pun ready. Tidak seperti putra kami yang lainnya.
Setelah pemeriksaan umum, mereka disarankan untuk rawat inap di RS lain karena ruangan masih full pasien. Kami memilih bertahan di IGD Rumah Sakit sambil menunggu mendapatkan ruangan kosong karena perpulangan pasien lain.
Menjelang siang, kami diinformasikan bahwa anak-anak akan ditempatkan sementara di ruang VIP karena kamar anak masih penuh. Alhamdulillah. Akhirnya kesempatan mendapatkan ruangan terpenuhi.
Kami berbagi tugas. Saya menjaga keenam anak yang sakit di rumah, sementara suami memjaga di rumah sakit. Kondisi tubuh rasanya sudah tidak karuan karena tubuh pun dalam kondisi yang tidak sehat.
Inovasi dilakukan oleh rumah sakit agar tidak saja memuaskan pasien tapi juga keluarga penunggu pasien. Merawat orang sakit dengan suasana rumahan atau seperti Staycation. Harapannya kalau mood happy tingkat kesembuhan lebih dan cepat
BalasHapusSekarang bagaimana keadaan anak-anak? Sudah sembuhkah mereka? Lalu bagaimana dengan Kak Shisca sendiri? Apakah tungkai atas sudah sembuh juga?
BalasHapusSaya tak bisa membayangkan dalam keadaan sakit karena anggota badan ada yang alami kelumpuhan harus mengurus anak-anak yang sakit pula. Alangkah tidak mudahnya. Namun semoga Allah angkat penyakit anak-anak dan sembuhkan Kak Shisca. Aamiin allahumma aamiin. 🤲
Bersyukur 2 orang anak bisa dirawat di ruang VIP dengan kartu BPJS. Allah mudahkan urusan keluarga Kakak.
Semangat dan semoga ada jalan keluar terbaik agar Kak Shisca bisa sembuh total. Aamiin allahumma aamiin. 🤲
Tetap sabar ya Bun..
BalasHapussaat saat seperti ini, untuk penjaga diharapkan jangan sampai sakit juga..
mudah-mudahan Allah memudahkan proses di Rumah Sakit agar keluarga kakak cepat kembali ke rumah seperti sedia kala
Kondisi sekarang gimana bun? Semoga badai lekas berlalu ya bun, ujian buat naik kelas. Yang sabar ya bunn Insya Allah akan ada waktunya liburan bersama nanti. (Gusti yeni)
BalasHapusTurut berduka atas kebakaran yahg menimpa. Turut prihatin juga atas ujian kesehatan yang diberikan. Laa ba'sa thohuurun insya Allah. Semiga semuanya segera pulih kembali. Sehat kembali.
BalasHapusTurut prihatin dengan keadaan keluarganya dan keadaan Mbak. Apakah sudah baikan? Semoga keadaan Mbak membaik yaa. Juga semoga keadaan keuangan keluarga juga dibukakan jalannya oleh Yang Maha Kuasa. Saya setuju dengan poin dalam salah satu paragraf yang Mbak tulis. Memang sebaiknya anak diberitahu keadaan keluarga termasuk ekonomi sehingga ikut bersama. Keluarga saya juga pernah pasang surut. Teringat saat ekonomi sulit, waktu kecil ortu juga membagi cerita keadaan ekonomi. Kami sebagai anak jadi paham dan tak menuntut segala macam.
BalasHapusMasyaAllah semoga ujian ini dapat terlewati dengan baik. Semoga Allah memberikan bantuannya dan mba juga keluarga diberikan kesehatan..
BalasHapusSemoga diberi ketabahan dan selanjutnya diberi kesembuhan yang baik. Dari jauh saya hanya bisa kasih doa :)
BalasHapusturut berduka dengan kebakaran yang telah terjadi dan kondisi kesehatan keluarga mbak, semoga badai segera berlalu, anak-anak dan mbak semoga lekas sembuh dan dapat beraktivitas seperti semula
BalasHapusBagi saya rawat inap di RS itu kadang bikin gak nyaman, apalagi kalau sekamar sama orang lain yg gak dikenal, tapi kalau ruang rawat inapnya bagus dan pelayanannya juga prima, tentu saya juga menganggapnya tempat staycation hehe, semoga segera sembuh ya kak shis, semangat! :D
BalasHapusJika kita bersyukur di setiap keadaan Rumahsakit juga bisa dijadikan tempat staycation, yg penuh ibrah. Apalagi Rumahsakit ya fasilitasnya bagus
BalasHapusTurut bersimpati atas apa yang terjadi, ya, Mbak. Dari mulai kebakaran dan sakitnya keluarga. Mbak dan keluarga merupakan orang hebat dan terpilih, semoga semua lekas membaik.
BalasHapussemoga lekas sembuh untuk putranya mbak
BalasHapuskalau kondisi rumah sakit dan kamar pasien nyaman, pihak keluarga yang ikut menemani pasti juga merasa nyaman