Pawai Obor Sambut Ramadhan di Medan
Pawai Obor Pertama Setelah Pandemi Covid
Gawaiku bergetar tanpa suara. Sejak kelahiran bayi kami memang lebih nyaman membuat mode silent agar si kecil tidak terkaget-kaget saat ada dering telepon masuk atau notifikasi dari aplikasi.
"Sepertinya dari Ayah, Bun," teriak putri sulungku girang.
"Aku buka ya," pintanya memelas.
Aku menatap wajahnya sebentar lalu mengangguk.
Putriku ini memang belum kami izinkan memiliki telepon seluler pribadi. Sesekali ia meminjam untuk menghubungi beberapa temannya ataukah menyapa sang ayah lewat sambungan telepon.
Benarlah cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Sebaliknya sang ayah senantiasa bersikap seromantis mungkin pada sang putri dengan berbagai panggilan sayang. Klop.
"Bunda lihat, ayah mengirimkan flyer acara," suara girang dan antusias si gadis memecah konsentrasiku menulis.
Acara?
Aku masih mencoba loading untuk berganti tema yang terpecah di kepala. Kemarin malam memang suami sempat bercerita terkait tawaran mengisi acara. Lagi-lagi karena aku sibuk meng-ASI-kan si kecil aku tidak merekam dengan baik ceritanya malam itu.
"Waaaah, bakalan ada pawai obor Bun," sambung si sulung.
Ternyata ini dia beritanya. Pawai obor menyambut ramadhan di kota Medan. Suasana pandemi yang dimulai sejak akhir tahun 2019 membuat acara pawai budaya ataupun acara sejenis yang mengundang banyak massa turun ke jalan ditiadakan termasuk pawai ramadhan.
Bila acara ini sukses proses perizinannya maka pawai obor ramadhan ini bakalan menjadi kegiatan pawai pertama setelah Pandemi Covid di kota Medan. Wah senangnya. Artinya bumi semakin membaik dan semoga tahun ini bisa berhari raya dengan silaturahmi yang maksimal.
"Bunda, aku boleh tidak ikut bersama ayah dalam pawai obor ini?" Tanya putriku.
" Kalau Bunda sih sepanjang ayah mengizinkan tentu bunda juga tidak keberatan, " jawabku sambil mengacak rambutnya.
Raut sumringah dan senyum yang mengembang langsung terlihat di wajah putriku. Ia langsung mencari adik perempuannya dan menceritakan rencananya untuk ikut bersama di kegiatan pawai sang ayah.
Dua Tahun Ramadhan dalam suasana pandemi
Seperti respon anak-anak, aku juga turut gembira dengan semarak kegiatan menyambut ramadhan tahun ini. Tidak seperti dua tahun yang berlalu sebelumnya dimana tidak ada kegiatan luar karena pemerintah memberlakukan aturan PPKM sesuai level dan daerah.
Ketiadaan kegiatan dan izin melaksanakan acara tentu saja berpengaruh pada sebagian profesi termasuk seniman pengisi acara seperti suamiku. Nyaris tidak ada job manggung terutama di awal pandemi tahun 2020.
Hal baik lainnya adalah ibadah ramadhan jadi lebih khusyuk dan momen berjamaah bersama keluarga hampir tidak pernah terlewatkan. Ya begitulah, selalu ada pasangan suka dan duka seperti fitrahnya Allah jadikan siang bersanding matahari dan malam berhiaskan gemintang. Berpasangan dan saling dipergilirkan.
Sukacita pawai
Kemeriahan Acara Pawai
Pawai obor ramadhan ini diluar ekspektasi termasuk panitia penyelenggara. Antusiasme masyarakat menyambut pawai obor sangat luar biasa. Pawai dihadiri ribuan masyarakat yang sudah rindu dengan kegiatan menyambut bulan suci ramadhan.
Sebenarnya selain pawai, biasanya ada juga tabligh akbar ataupun ceramah dan tausiyah ramadhan dari ustadz kondang di lapangan umum di pusat kota. Tapi kali ini pawai obor dilaksanakan malam hari setelah dilaksanakan sholat isya.
Rute Pawai
Kegiatan pawai Obor dimulai setelah sholat isya. Titik kumpul kegiatan disentralisasi di Masjid Raya AlMashun jalan Sisingamangaraja. Masyarakat tampak sudah mulai berkumpul sejak maghrib dan memilih untuk menunggu di titik kumpul sekaligus melaksanakan sholat isya.
Sebenarnya dari instruksi yang disampaikan acara pawai bergerak sekitar jam 20.30 namun terjadi keterlambatan sedikit sehingga pawai dimulai sekitar jam 21.00.
Masyarakat berkumpul di sekitar Masjid Raya AlMashun dan mengikuti rute yakni
Masjid Raya AlMashun menuju Lapangan merdeka Medan lalu memutar kembali ke Masjid Raya AlMashun.
Performa
Acara pawai obor dimeriahkan dengan penampilan grup Maidany dan beberapa orasi dan sambutan tokoh masyarakat yang menginisiasi acara. Pekik takbir, lagu penyemangat dan sholawat menggema.
Masyarakat semakin antusias saat obor diinstruksikan untuk dinyalakan. Lentera dari obor tampak menambah syahdu acara pawai.
Sisi Menarik Saat Pawai Berlangsung
Saya dan anak-anak diminta suami untuk tetap mengikuti acara konvoi didalam mobil saja karena tidak memungkinkan turut berjalan kaki bersama peserta pejalan kaki lainnya. Bayi dan batita terlihat takjub menyaksikan rombongan pejalan kaki.
Namun tidak bagi sulung kami yang terlihat kesal karena tidak diizinkan ikut berjalan.
Mana ada serunya konvoi tapi cuma duduk di mobil
Begitu sungutnya kesal. Aku mengizinkan si sulung merilis perasaan kesalnya. Memang serunya ikut pawai ya berjalan kaki. Terasa vibesnya. Tapi ia tetap harus menerima instruksi yang disampaikan dan memenej rasa kesalnya.
1. Barisan Masyarakat melakukan aksi konvoi dengan rapi dan teratur
Acara yang diinisiasi oleh GNPF dan PA 212 Sumut ini disambut baik oleh masyarakat termasuk beberapa organisasi masyarakat dan komunitas. Barisan masyarakat yang hadir dari berbagai usia dan gender ini terlihat semangat sekali.
Ada yang menaiki kendaraan roda dua, ada yang menggunakan kendaraan dengan bak terbuka dan tentu saja barisan pejalan kaki tidak kalah ramai dan berbaris tertib.
Banyak sponsor yang terlibat dalam kegiatan ini seperti penyedia konsumsi, obor, minuman, peralatan dan perlengkapan kesehatan, mobil ambulans, dan lainnya.
Komunitas dan kelompok masyarakat menggunakan atributnya. Terlihat MPTW , RGP SUMUT, DPW LMI SUMUT , FAHMI UMMI , EMIL SEMAR, DPD PEJABAT SUMUT, IKM MEDAN, GOPMAS, ANNAS 114, AMANAH HIJRAH COMMUNITY, RBI, FUI, KOKAM, MT LATIFAH, POROS MUDA, LOBOSUDE, GMPR, YOUNG KOMAT, GARDA UMMAT, PUI, KODDAM BERSATU, ID SCHOOL BMX, LASKAR JANUR KUNING, MBG, FKPM, SAG MEDAN dan PERMATA UMMAT.
Semua terlihat kompak berbaris rapi dan teratur dan saling menertibkan diri dalam barisan. Pemandangan yang sangat menentramkan dibalik banyaknya elemen yang berbeda.
2. Petugas pickup sampah
"Bunda, itu Omnya bawa goni (baca: karung) buat apa?" Celetuk putri ketiga kami.
"Oh, buat kutip sampah kemasan peserta pawai Dek," jawab si Abang pada adiknya.
"Wah, bagus dong. Ramah lingkungan," celetuk yang lain lagi.
Aksi kutip sampah memang beberapa kali diikuti anak-anak kami bersama dengan komunitas blogger sumatera Utara di akhir pekan. Budaya peduli lingkungan memang harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.
Senang yaaa dunia kembali lagi seperti semula, sudah bisa pawai obor bisa mudik semoga seterusnya yaa.
BalasHapusAlhamdulillah, tahun ini saudara kami yang di Jogja bisa mudik.
HapusTahun ini bisa kumpul setelah 3 tahun tidak bertemu langsung
Meriah banget ya..pada ga sabar kynya soalnya udah lama ga diadakan ya
BalasHapusIya betul sekali mba.
HapusDihadiri ribuan masyarakat kota Medan dari berbagai elemen
Masyallah tabarakallah, semoga ini menjadi pertanda bahwa semuanya akan normal seperti dulu lagi. Banyak momen kebersamaan dan kemeriahan yang hilang selama pandemi ini.
BalasHapusIya betul,
HapusKalo tahun ini sudah tidak ada pembatasan lagi, artinya lebaran tahun ini kemungkinan lebih ramai berkumpul. Tentunya tetap menjaga prokes sebagai ikhtiar dan kewaspadaan
Senang banget ya mba sudha ada pawai obor kembali menyambut Ramadan. Alhamdulillah tahun 2022 kondisi bangsa kita sudah mulai reda akibat pandemi sebelumnya.
BalasHapusSemoga perekonomian pun semakin pulih dan masyarakat mendapatkan kemudahan daya beli untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga
HapusSudah lama sekali tidak ada pawai obor semenjak pandemi, kalau di rumah saya biasanya pawai obor 1 Muharram aja Kak.
BalasHapusDaerah mana kah kak?
HapusSeru ya kak sis.... Awak cuma liat Di medsos pawainya. Baru tau Ada pawai... Menyambut Ramadhan saja semeriah ini, semoga Pas Malam takbiran nanti jg bisa semeriah atau lebih meriah lagi. Uda kangen jg Sama riuh penuh pawai obor keliling Ramadhan apalagi Pas takbiran nanti
BalasHapusIni Ramadhan kapan bun?
BalasHapusTahun inikah?
Wah rame ya...
Sayang ibu kami sedang sakit, beliau sukaa sekali acara-acara seperti ini
Memang pawai obor ini membawa keseruan tersendiri 😁
BalasHapusSelamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H ya Shischa dan keluarga, semoga senantiasa diberikan kesehatan dan semangat dalam mengisi Ramadan dengan ibadah yang optimal, aamiin. Senaang ada pawai obor Ramadan di Medan. Memeriahkan datangnya bulan suci ya setelah 2 tahun puasa di masa pandemi.
BalasHapusAlhamdulillah. Tahun ini bisa merasakan ramadhan. Tidak terlalu di batasi seperti kemaren. 2 tahun kita introfeksi akhirnya mulai membaik
BalasHapusMasyaAllah... senengnya liat anak-anak bersukacita menyambut Ramadhan lewat pawai obor gitu ya kak. Kayaknya udah lama nggak liat. Selamat menyambut bulan Ramadhan, semoga kita dimudahkan memaksimalkan ibadah di bulan ini.
BalasHapusSemoga tahun depan lebih meriah lagi ya acaranya. Anak kami cuma kebagian ceritanya doank.. Hihihi
BalasHapusMau ikut tapi gak bisa.
klo dikomplek kami pawai sepedaan dan sholawatan kak. maayaAllah. marhaban ya ramadhan. selalu banyak kisah yg membuat hati rindu dan bahagia menyambut ramadhan.
BalasHapusjujur liat fotonya merinding-merinding dibuatnya mak, banyak banget yang ikutan ya, rame banget, selamay berpuasa ya mak dan sekeluarga, semoga disitiqomahkan dengan ibadah terbaik seehat dan bahagia selalu
BalasHapusSumpah ya kak ngeliatnya seru banget, pengen ikut acara begituan tapi di Binje gaada 🥲
BalasHapusAamiin ya rabbal alamiin. Kalau sudah sekeluarga yang ikutan, seru ya Bunda. Romansanya dapat heheh … Apalagi dalam menyambut ramadan ini, wih momen yang paling ditunggu-tunggu dong ya.
BalasHapusSeru ya kak kalau ada event seperti ini. Bisa menarik wisatawan juga ini untuk jadi kalenter pariwisata tahunan. Waktu di Medan, belum pernah tau ada event seperti ini.
BalasHapusTau gitu awq datang kemaren memeriahkan pawai ini, secara pulaknya ada artis yg manggung haha, pen nengok jg ayah yumna perfom hehe
BalasHapus