Food Blogger Medan:Kicak, Kudapan Asal Singkong yang Manis dan Gurih
Aku suka jaipong Kau suka Disko, oh oh ohAku suka singkong Kau suka kejuOh oh ohAku dambakan seorang gadis yang sederhanaAku ini hanya anak singkongAku hanya anak singkong
Alunan lirik lagu anak singkong besutan Arie Wibowo membelah teriknya matahari. Sesekali sang supir berdendang mengikuti lirik lagu dengan suara parau yang berat. Beberapa penumpang di sebelahku tampak asik dengan gawainya. Tak peduli pada silaunya mentari siang hari.
Angkot yang kutumpangi bergerak pelan menyusuri jalan menuju pajak Brayan. Di Medan kami biasa menyebut pasar dengan diksi pajak. Dulu pun, mobil angkutan umum berpintu belakang disebut sudako.
Bau menyengat bahan bakar menguar. Membuat perut bergejolak tak nyaman. Mungkin akibat adanya kerusakan pada knalpot ataupun sistem tangki pembuangan.
"Pinggir Bang," teriakku bersaing dengan deru mesin dan speaker angkot.
Begitulah cara menghentikan angkot di kota Medan. Saat dulu aku masih berseragam sekolah, cara menghentikan angkot berpintu belakang adalah dengan mengetuk pintu kaca tepat di belakang pak supir. Cara yang lainnya adalah dengan memencet tombol sakelar yang tersambung ke supir.
Siang ini pajak Brayan masih terlihat ramai. Tidak seramai pagi tadi memang. Beberapa pedagang terlihat menawarkan dagangannya. Sebagian lagi tampak malas dan berbaring di lapak masing-masing. Mungkin lemas karena cuaca memang cukup menyengat.
"Beli lah ,Dek. Cantik ubiku ini. Asli ini kutanam di ladangku," sapa Namboru berbaju merah dengan sirih yang sesekali ia kunyah.
"Berapa rupanya harganya dijual?" Tanyaku dengan logat khas Medan.
"Samamu tiga ribu aja. Pagi tadi kujual empat ribu sekilo," bujuknya manis.
"Bah, yang mahalan harganya dibuat," tolakku halus.
Biasanya kami membeli ubi di dekat jembatan tol jalan meteorologi menuju kau dendang. Di sebelah kanan ada kios kecil menjual ubi dan dodol. Harga perkilogram nya biasanya hanya dua ribu rupiah. Tak hanya karena harganya yang murah, beberapa kali berbelanja di kios ini pedagangnya tidak pernah mencurangi timbangan.
"Mau berapa kilo rupanya kau ambil," tanya inang penjual ubi membuyarkan lamunanku.
"Dua kilo lima ribu ya," tawarku halus sambil memandang ke arahnya.
"Ya udahlah ambil. Pilih nah ubimu," jawabnya sambil menyodorkan selembar plastik pembungkus.
Kuraih selembar plastik lalu mulai memasukkan beberapa batang ubi kedalamnya. Sengaja kupilih yang agak besar supaya lebih mudah saat dikupas dan di proses.
Ubi atau singkong adalah salah satu makanan favoritku. Di kreasikan apa saja, ubi selalu tampil menarik dan sederhana. Seperti filosofi profil wanita berilmu. Dimana pun ia bisa menjadi apa saja dan penuh manfaat.
Ubi, pangan tradisional yang bisa dibawa kemana aja. Di rumah, menjadi primadona kudapan. Di warung kopi pun jadi rebutan. Bahkan ubi bisa tampil mengesankan di kafe dan restoran. Singkong Thailand, contohnya.
Digoreng enak, di rebus sedap, di panggang menarik bahkan di fermentasi membawa segudang manfaat. Ah, tidak salah kalau aku jatuh cinta pada ubi. Salah satu olahan ubi kesukaanku adalah sawut singkong.
Kicak, Olahan Singkong yang Manis dan Gurih
Kicak merupakan makanan khas dari pulau Jawa. Biasanya sering dijual di pasar tradisional atau saat bulan Ramadhan. Kicak terbagi dua jenis. Ada yang berbahan ketan, ada pula yang berbahan ubi.
Saya mengenal kicak ini lewat seorang ibu ketua perhimpunan Aisyiyah di kecamatan Medan Timur. Bu Dar, namanya. Saat itu ia bercerita tentang jajanan pagi di kampung halaman nya di daerah Perdagangan, Serdang Bedagai Sumatera Utara.
Disana masih banyak warga keturunan Jawa transmigran yang menjajakan panganan ini. Lupis Ubi. Begitu sebagian besar masyarakat disana menyebutkan.
Ada beberapa perbedaan pengolahan kicak tergantung daerahnya. Ada yang mengukus ubi terlebih dahulu lalu ditumbuk halus dan dibalur kelapa. Ada pula yang ubinya di parut lalu dikukus. Kali ini saya menuliskan kicak yang pengolahannya diparut dahulu.
Kicak, terkadang ada pula yang menyebutnya cenil ubi. Karena teksturnya yang lembut dan kenyal. Walaupun sepertinya lebih cocok bila disebut lupis ubi.
Ide Bisnis dan Proses Penyajian Kicak.
Proses pembuatan kicak tergolong mudah. Bahan yang digunakan sebagai modal juga sangat murah. Saya akan coba merinci modal dan bahan pembuatan yang dibutuhkan.
Bahan
Ubi 2 kilogram
Kelapa 1 buah diparut bagian putihnya saja
Gula aren 300 gram
Gula putih 1 sendok makan
Air untuk melarutkan gula aren 200ml
Daun pisang untuk membungkus ubi
Potong daun pisang sekitar 5-7cm |
Bentuk daun menjadi segitiga |
Isi ubi parut sebatas daun |
Cara membuat kicak
Parut ubi dengan parutan (saya menggunakan parutan keju)
Bungkus ubi yang diparut kedalam bungkusan daun seperti membuat lontong. Namun saya tidak membuat bentuk seperti ini. Saya lebih suka single size, jadi saya bungkus berbentuk segitiga.
Sematkan tusuk lidi |
Kicak siap dikukus |
Kukus selama 20 menit di dalam dandang
Setelah dingin balurkan kicak dengan kelapa parut.
Cara membuat juruh gula aren
Iris gula halus aren dan masukkan ke dalam panci berisikan air. Tambahkan daun pandan yang disimpulkan agar lebih harum.
Tambahkan gula pasir satu sendok makan dan sedikit saja garam agar lebih gurih.
Matikan api lalu saring air gula aren agar kuah bersih dari kotoran yang mungkin menempel pada gula aren batang.
Kicak |
Sajikan dengan juruh gula aren |
Cara menyajikan kicak
Tata kicak diatas piring saji lalu siram dengan juruh gula aren.
Mudahkan?
Nah sekarang mari kita berhitung bisnis membuat kudapan tradisional singkong ini.
Dari bahan yang saya miliki yakni 2 kilogram singkong saya mendapatkan 85 buah kicak.
Perkiraan modal kicak |
Untuk biaya modal bisa diperkirakan sesuai dengan harga yang berlaku di masing-masing daerah karena setiap daerah bisa saja berbeda. Dari modal Rp 19.000 belum dimasukkan hitungan daun pisang yang bisa saja diperlukan bagi yang tidak memiliki bahan pelengkap ini. Untuk bahan 2 kg membutuhkan sekitar 1 lipat daun pisang.
Tambahkan pula hitungan gas, air dan upah tenaga kerja. Misalnya 19.000 ditambahkan 1000 untuk daun pisang, 1.000 untuk air dan 2.000 untuk biaya gas. Untuk upah sesuaikan hitungan dalam per jam.
Misalkan UMR untuk kota tempat tinggal anda adalah 2.500.000. Maka perhitungannya adalah:
2.500.000/25 hari kerja = 100.000/hari
100.000/8 jam = 12.500/jam
Pengerjaan kicak dengan jumlah 2kg membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam.
Maka perhitungannya adalah:
19.000 + 4.000 + 12.500 = 35.500
Harga kicak perbuah 35.500/85 = 417,64.
Artinya perbuah bila dibulatkan adalah 500 rupiah.
Untuk peluang bisnis, maka kicak bisa dijual minimal 5.000 perbungkus dengan meletakkan 4-5 keping per plastik mika menghasilkan laba sekitar 2.000 per mika. Bila bisa membuat kemasan yang lebih bagus, maka kudapan ini cocok sekali untuk snack box acara atau pesta.
Semoga bermanfaat ya dan selamat mencoba manis dan gurihnya kicak.
Sekilas mirip lupis ya, kak.
BalasHapusIya dek.
HapusKicak memang ada yg asalnya dari ketan ada yang singkong.
.
Kalo secara etimologi sih asalnya dari kata kecek, means terendam.
.
Biasanya dibentuk kayak lontong. Dan dipotong-potong.
.
Cuma, kk sengaja bikin yang versi Single size kayak lupis
Kalau di tempatku kudapan jajan pasar begini namanya bukan Kicak. Kl ga salah lupis deh. Mirip2 gitu bentuk dan rasanya mbak. Bahan bakunya juga sama dr singkong. Hihi
BalasHapusAku gatau di Kediri ada enggak, sepertinya adanya lupis yang berbahan baku ketan. Tapi enak banget Mbak Shisca ini, apalagi makannya setelah nyanyi anak singkong, saat ke pajak naik sudako...:)
BalasHapusAku senang nulis resepnya sambil ada cerita dan detil hitungannya. Makasih sharingnya:)
Terimakasih sudah mampir mba Dian.
HapusIya, memang ada 2 mba. Yang berbahan dasar ketan juga berbahan dasar singkong
Mirip lupis ya bun,...
BalasHapusCuma beda bahan kali ya...
kalo lupis dari beras ketan, kalo kicak dari ubi...
belum pernah saya bun makan kicak, jadi pengen
keduanya sama-sama enak dan sama-sama manis. Rata-rata Henny demen deh sama olahan singkong mau dibuat jadi apa pun.
HapusWuah, enak nih bisa dicoba ya kan. Lebih menguntungkan dibandingkan hanya jual singkongnya doang. Kalau tempat Henny malahan dijual 1.500 per kilo. Waduh, murah banget say. Mending dibuat begini, habis itu dijual lagi. Waw, lebih tertantang nih buat beginian. Next, di panen selanjutnya mudah-mudahan Henny sehat , bahagia, dan memiliki keinginan buat memperjuangkan bisnis dari singkong begini.
BalasHapusWalaupun cuma baca, tetapi terasa terdengar obrolan dengan logat Medannya. 🤭
BalasHapusTerima kasih sharingnya. Bukan sekadar resep, tetapi ada hitung-hitungan buat modal usaha. 🙂
Baru denger ada nama makanan kicak ini sis.. khas melayukah? Atau Medan ?
BalasHapusDi Jawa kak, biasanya ditemukan di pasar tradisional ataupun menu takjil di beberapa mesjid dan pasar di kota Jepara atau Jogja
HapusWaaah menggiurkan sekali makasih sharing resepnya duh jadi ngiler pengen nyomot (www.gustiyenifamtrip.com)
BalasHapusKalo kami sih lebih milih kicak ini dianter sama tetangga depan rumah. 🤣
BalasHapusBiasanya kalo dia buat kicak kami selalu kebagian sepiring. Jadi pesan saya adalah rajin-rajinlah masak biar bisa bagi tetangga 😂
Aduhai kode
Murah banget singkongnya Kak. Di sini keknya 4000 di pasar atau 5000 per kg di bakul sayur keliling. Belum pernah tau versi ini, taunya versi lupis (dari ketan). Tapi bisa jadi inspirasi jualan juga nih.
BalasHapusMantabs kaak
Sama-sama enak keduanya kak sil. Tapi yang dari ubi lebih bisa menaikkan harga jualnya ketimbang pulut karena tau sendiri harga ubi yang ekonomis
Hapusenak layaknya buat sarapan hehe. Jujur baru denger n blm pernah liat, apalagi makannya. tp kebayang kl ini enak hehe
BalasHapusBaru tau ada cemilan nusantara yang begini kak. Sepakat sama komen-komen sebelumnya mirip x sama lupis dan ombus-ombus, mungkin karena bentuk dan kemasannya kali ya. Jadi pengen coba, di Medan di mana adanya kak?
BalasHapusAlfie pernah dengar Kicak, tapi tak tau bentuknya seperti apa. Ternyata seperti lupis ya, kak. Bahannya aja yang beda.
BalasHapusDan baru tau juga ini dari Jawa.
Mirip lupis tapi bahan utamanya berbeda. Dari bahan dan cara mengolahnya, lebih mirip sawut ubi yang sering saya beli di toko yang menjual kue basah. Baru kali ini saya denger istilah kicak. Jadi pengen ngerasain juga kak.
BalasHapusSaya jadi kepengen lupis jadinya.
BalasHapusAlhamdulillah di sini gak susah sih nemunin lupis
Cuma ya belinya harus teliti,
Di sini juga banyak orang jawa, janjangan ada yang jual kicak...
wahh...
baru lah awak tahu kicak ini. bentuknya kayak lupis ya kan kak. cara penyajiannya pun mirip.
BalasHapusDi tempatku namanya lupis, hehe, beda tempat beda nama ya. Enak banget, biasanya orang-orang sering beli waktu puasa. Aku suka yang banyak gula arennya, nikmat 😍👍
BalasHapus