A To Z Persalinan tanpa jahitan
Saat rasa sakit jelang persalinan mendera, aku mulai hilang asa. Ingin mengakhiri semuanya, biarlah tulang luluh lantak jadi saksi kuakhiri perjuangan ini. Lalu, Bidan Nisa sayup berbisik. 'Kuatkan prasangka pada Allah ya, Kak'.
Aku terkesiap dan mencoba membangun kesadaran ditengah putaran kontraksi yang menghebat. Ini jihadku. Beribu-ribu istighfar meluncur lirih. Memohon ampun atas prasangka yang mencoba melalui taqdirNya. Tidak ada daya upaya selain IA Yang Maha Kuasa. Rasa sesal merutuki saat teringat terkadang seringkali mengandalkan kekuatan diri, padahal sejatinya diri hanya makhluk yang tak mampu
Perlahan, dorongan muncul bersamaan dengan kepasrahan total menghadirkan sebuah tangisan bayi perempuan. Alhamdulillah lahirlah putri ketujuh kami.
Rekaman diatas adalah memori yang melekat kuat di hati saat Allah karuniai kelahiran putri ketujuh setahun lalu yang dibantu oleh Bidan Nisa. Momentum kelahiran yang tak hanya melahirkan sebuah kehidupan baru bagi seorang bayi namun juga bagiku, ketakwaan yang lebih besar pada taqdirNya.
Bidan Nisa #SaksiJihadBunda
Ia, Bidan Nisa. Elita Annisa Sitompul lengkapnya. Klinik yang berpraktek di alamat Jalan A.R Hakim gang Setia Kawan ini belum pernah sekalipun aku kunjungi. HPL putri kami masih bulan depan. Namun ternyata aku mengalami kasus KPD( Ketuban Pecah Dini) di momentum Lebaran idul Fitri dimana tidak ada klinik bidan yang buka apalagi saat itu adalah masa pandemi. Dengan semangat, bidan Nisa datang menjemput ke rumah untuk membawaku ke klinik bersalin yang berjarak tempuh sekitar 25 menit dari rumah. Begitulah pertemuan pertama sekaligus ekseskusi persalinan yang ia lakukan. Memorable.
Jelang trimester akhir kehamilan putra ke delapan, kami memutuskan untuk bersalin kembali ke klinik kenangan ini. Sekitar pertengahan September bidan Nisa memeriksa kondisi kehamilanku, prediksi berat bayi dan memberikan banyak edukasi sebagai persiapan persalinan beberapa waktu yang akan datang. Tak lupa ia berpesan untuk senantiasa berkabar bila mengalami kondisi KPD seperti yang terjadi di kehamilan sebelumnya.
Saat memasuki persalinan kala satu, aku mulai memberikan kabar padanya dan memastikan waktu untuk datang dan bersiap bersalin. Komunikatif, begitu ia memperlakukan pasien. Di sebuah siang, saat kulihat pada aplikasi penghitung kontraksi sudah menunjukkan terjadi his per lima menit sekali aku pun bergegas membawa perlengkapan persalinan bersama suami.
Tiba di klinik, bidan Nisa memeriksa kondisi umum lalu melakukan VT. Masih jauh, begitu komentarnya. Aku lalu bertanya penyebab pintu masih jauh karena asumsi his yang sudah intens hadir per lima menit. Dengan tenang ia menjelaskan kemungkinan besar adanya lilitan tali pusar pada bayi ataupun tali pusar yang pendek sehingga bayi sulit untuk turun. Aku mengangguk, karena memang beberapa putra yang kulahirkan memiliki riwayat lilitan tali pusar yang menyebabkan proses persalinan menjadi agak lama.
Ditemani kakak ipar dan ponakan aku berbaring miring ke sisi kiri bed dengan tetap memantau pergerakan kontraksi di aplikasi. Suara murottal Al-Qur'an terdengar syahdu di ruang bersalin. Dinding kamar yang dihiasi tulisan dan doa jelang bersalin menambah rasa khauf dan roja' pada Sang Khaliq. Begitulah suasana bersalin di klinik bidan Nisa. Maghrib menjelang, beberapa riuh kanak-kanak mengaji di halaman klinik terdengar
Sudah setahunan ini bidan Nisa bersama suaminya mengajak anak-anak di gang mengaji Al-Qur'an. Sekitar 40 anak jumlahnya. Dan riuh kanak-kanak berganti suara tangisan bayi laki-laki tepat pada waktu adzan Isya kota Medan bergema di pengeras suara beberapa masjid. Ahlan bik, Anakku.
Selain melahirkan dengan nuansa keshalihan, klinik bidan Nisa juga melakukan persalinan dengan metode gentle birth kecuali bila ada faktor penyulit yang membutuhkan tindakan lainnya. Hal menarik lainnya adalah adanya penundaan pemotongan tali pusar (Delayed Cord Clamping) yang tentunya ini berdasarkan kesepakatan dengan pasien dan keluarga
Saat pemotongan tali pusar, ayah diberikan kesempatan untuk turut melakukan pemotongan, tentunya dipandu Bidan Nisa dengan prosedur yang tepat. Program inisiasi menyusui dini juga dilakukan di klinik ini. Jadi ibu dan bayi bisa rooming in setelah persalinan
Kejutan lainnya, saat ternyata Bidan Nisa pula yang menyelesaikan pembuatan Akte si bayi dan juga Kartu Keluarga (KK) kami. MaasyaaAllah, terasa banyak kemudahan dan poin plusnya. Bila berdomisili di Medan, klinik ini menjadi klinik yang aku rekomendasikan untuk nuansa bersalin yang tenang dan nyaman.
Tips persalinan tanpa robekan
Dari delapan kali bersalin normal, baru kali ke delapan ini aku mendapatkan rezeki bersalin tanpa jahitan. Pada tujuh persalinan sebelumnya, rasa nyeri pada otot perut bagian bawah akan berlangsung sekitar sepekan terutama di awal pasca persalinan.
Di persalinan ke delapan ini rasa nyeri terjadi satu atau dua hari saat lochia(gumpalan darah nifas) keluar dalam jumlah banyak. Di hari ketiga, perut bagian bawah sudah mulai normal seperti biasanya.
Sebenarnya perineum cukup elastis. Namun terjadinya robekan hingga harus dilakukan penjahitan biasanya karena robekan normal ataupun episiotomi yang dilakukan oleh provider untuk memudahkan proses persalinan
Penyebab robekan ini bisa terjadi karena ibu mengalami stress saat merasakan sakit sehingga otot-otot menjadi kaku ataupun salah mengejan. Robekan bisa bermacam-macam, seperti robekan derajat 1 dan 2 ataupun derajat 3 dan 4.
Tips persalinan tanpa robekan
- Lakukan exercise untuk melenturkan otot panggul dan perineum
- Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan elastisitas perineum
- Pilih posisi bersalin yang memudahkan persalinan
- Latihan pernafasan yang tepat
- Tetap rileks dan berprasangka baik pada Allah
Keren si mba kliniknya. Persalinan di temani suara murottal al-quran.
BalasHapusDijahit setelah persalunan sakitnya itu tak tertahan, dan ini bikin trauma sampai sekarang. Next kalau hamil lagi harus lebih dipersiapkan dengan matang biar gak dijahit lagi.
Iya mba, bener. Nyeri di jahitan bisa stay sekitar 5-7 hari ya. Apalagi kalo pas di jahit, tidak di bius. Waduuuuuuh. lumayan banget.
HapusUntungnya saat di jahit, bisa liat wajah si kesayangan. Jadi agak terobati
mauuu Masya Allah, jadi impian tiap ibu gak sih kalau begini hehe.. tapi impian memang harus diperjuangkan ya :)
BalasHapusMasya Allah masya Allah, bisa ya ternyata persalinan tanpa robekan. Keren mbaaaaa. BTW selamat datang ya Arsa. Semoga menjadi putra soleh kebanggaan keluarga.
BalasHapusMbak anak bungsuku namanya Harsa...alias Arsa kalau dalam bahasa Jawa ditulis pakai hanacaraka jadi Harsa ejaannya. Artinya kesenangan / kebahagiaan
BalasHapusAku kalau baca cerita persalinan suka berkali-kali memuji pada kekuatan seorang Ibu..Masya Allah cerita lahiran itu unik-unik ya. Mbah Shisca lagi dah delapan kali, kirain sudah di luar kepala ngerasain prosesnya , ternyata ya beda- beda..
Semoga kelahiran si ragil jadi menambah kebahagiaan keluarga. Aamiin
Waaah, iyakah?
HapusHihi, toss lah hayuuk.
Jadi Alshad dan Arsa punya kesamaan arti, yakni kebahagian.
Padahal di awal kami bermaksud untuk mengambil makna akronim nya. Tapi untuk artiannya pun sudah memiliki arti khusus juga.
Baca ini auto inget rasanya jahit dengan ciuman dari ujung jarumnya dan gesekan benang .
BalasHapusTapi pun masih merasakan syukur mengingat ada temen yang lahiran harus jahit luar dalam. Karena katanya udah lumayan parah robekn. Jadinya dijahit perlahan dari bagian dalam ke luar.
Ssssshhh ngiluuu
Alhamdulillah kakak pun tanpa tindakan episiotomi pas melahirkan Ocean 2017 lalu. Kata dokter yang menolong persalinan, karena anak keempat tulangnya sudah melunak, gak seperti ketiga anak sebelumnya. Nah tiap orang kan beda2 ya, mungkin utk Shischa beda lagi. Yang penting amanah yg dinantikan selama 9 bulan telah hadir ke dunia ya, ahlan wa sahlan, Arsa...!
BalasHapusWah lucu juga nih namanya dari akronim gitu kak, biasanya kan nama pure dari bahasa arab atau bahasa yg lain gitu ya, barakallah sekali lagi buat kak shis ya :)
BalasHapusSemoga Arsa menjadi anak yang soleh.
BalasHapusDan selalu bahagia sesuai doa dalam nama..
Dan menambah kebahagiaan bunsis dan keluarga juga...
Aaamiin ya Allah
Semoga baby Arsa menjadi anak yg Sholeh ya..Amin YRA
BalasHapusMasya Allah mbak, punya 8 putra/i.. keren bangeeet. Mana yang kedelapan tanpa jahitan pula lahirannya, masya Allah. Welcome to the world dik Arsa, tumbuh jadi anak yang sholeh yaaa.. aamiin.
BalasHapusMasyaAllaah, sehat2 selalu ya mbaa. Ibu saya juga melahirkan 7 anak normal. Semoga jadi anak shalih shalihah ya mbaa <3
BalasHapusLuar biasa pengorbanan seorang ibu saat melahirkan anaknya, makanya disebut salah satu jihad juga .Artikel ini mengulas tips lengkap agar bersalin terasa lebih mudah. Pikiran juga menjadi faktor penentu, kalau dibawa enjoy, tidak stres, dan rajin berdoa, Insya Allah lancar. Berkah dan sehat selalu ibu sekeluarga
BalasHapusMasyaAllah,pasti semua calon ibu juga ingin persalinan nya itu normal... Dan itu juga butuh perjuangan.... Semangat terus buat para calon ibu...
BalasHapusMasyaaallah tabarakallah, Mbak, sudah melahirkan putra-putri delapan kali. Empat kali lipat dari saya. 😅 Senang sekali ada klinik yang bernuansa Islam seperti itu, pasti menenangkan saat di puncak kesakitan ada yang mengingatkan kepada sang pemberi kehidupan. 🙂
BalasHapusMaasyaAllah udah anak kedepalan.
BalasHapusKalau kehamilan pertama bisa gk ya nerapin tips di atas supaya melahirkan tanpa robekan?
Telat saya mengetahui hal ini. Anakku 3 dan ketika melahirkan ketiganya memang mengalami robekan. Sehat selalu bund.
BalasHapusMasya Allah maak ikut senang bacanya jadi inget aku 2x melahirkan normal bukan jahitan lagi tapi obrasan Kali krn byk sobekan 🤩
BalasHapusMasha Allah Alhamdulillah ya mbak perjuangan dalam melahirkan Alshad. Semoga anak anak mbak menjadi anak yg Sholeh Sholeha dan sehat selalu
BalasHapussemoga anak2nya jadi anak2 yg sholeh ya mbak
BalasHapusWaah terima kasih tipsnya, semoga kalau nanti menikah dan punya anak, bisa melahirkan tanpa jahitan juga. Tapi apapun jalannya, paling penting memang berserah kepada Yang Kuasa.
BalasHapus